Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu, lalu mereka kembali, sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS. At Taubah: 92) Mari kita renungkan, tentang perkara apakah ayat ini berbicara. Para ulama kita menyebutkan bahwa ayat ini bercerita tentang sebuah peperangan di musim paceklik. Sebagian para sahabat mendatangi Rasulullah meminta untuk diikutsertakan dalam peperangan itu. Diantara mereka adalah Ulbah ibn Zaid dan beberapa sahabat Anshar (dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa jumlah mereka 7 orang). Mereka datang untuk mendaftarkan dirinya ikut dalam peperangan demi mendapatkan keridhoan Allah. Mengorbankan jiwa di jalan Allah. Lalu Rasulullah menyampaikan bahwa Beliau tidak bisa mengikutsertakan mereka dalam peperangan itu dikarenakan sedikitnya perbekalan, persenjataan dan kendaraan.
Singkat cerita, mereka terpaksa berbalik. Apa yang terjadi pada mereka? Bukankah Allah mempersaksikan mereka dalam firmannya QS. At Taubah: 92 ?
Mereka pulang bukan dengan kebanggaan dan mengatakan: Kita kan mendapatkan Rukhshoh untuk tidak ikut berperang dari Rasulullah. Lihatlah dalam ayat itu. Mereka berpaling, sedang mata mereka meneteskan air mata. Air mata kesedihan karena tidak bisa memberikan apa-apa untuk Agama ini pada saat itu. Merekalah yang termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari:
“Sesungguhnya orang-orang yang kita tinggalkan di Madinah, tidaklah kita melewati jalan-jalan di gunung dan di lembah, kecuali mereka bersama-sama dengan kita, mereka terhalang (tidak ikut perang) karena udzur.” (HR Bukhari)
Itulah air mata seorang pejuang. Air mata pejuang sejati. Air mata orang-orang yang merindukan kejayaan ummat Islam. Lalu di manakah air mata Ulbah bin Zaid saat ini? Air mata inilah yang hilang dari kita. Air mata kesedihan melihat kondisi ummat ini. Hari ini, tidaklah air mata kaum muslimin keluar melainkan karena dunia yang luput dari tangan mereka. Air mata yang hanya menetes melainkan karena kesenangan pribadi yang tidak tercapai.
Astaghfirullahal’azhim…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar