myspace codes
Click here for Myspace glitter graphics and Myspace layouts
bismillah
hijab

Sampaikan Walau Satu Ayat

DIPERSILAHKAN JIKA INGIN MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN ARTIKEL PADA BLOG INI.

CINTA KITA CINTA ILAHI...UKHUWAH KITA UKHUWAH FILLAH..

ANDAI PERJUANGAN INI MUDAH, PASTI RAMAI MENYERTAINYA...
ANDAI PERJUANGAN INI SINGKAT. PASTI RAMAI YANG ISTIQAMAH...
ANDAI PERJUANGAN INI MENJANJIKAN KESENANGAN DUNIA, PASTI RAMAI TERTARIK PADANYA...
TETAPI HAKIKAT PERJUANGAN BUKAN BEGITU...
TURUN NAIKNYA..SAKIT PEDIHNYA...
UMPAMA KEMANISAN YANG TAK TERHINGGA...
ANDAI REBAH BANKITLAH SEMULA..
ANDAI TERLUKA INGATLAH JANJINYA
INGATLAH WAHAI SERIKANDI ISLAM.....

Kamis, 30 Desember 2010

Jika Engkau

Sumber : …??
===================================
=========================

Jika engkau baik hati..
Mungkin orang menuduhmu egois dan berpura-pura
Namun tetaplah menjadi baik selalu….
Jika engkau jujur dan ikhlas..
deenMungkin orang akan menipumu
Namun tetaplah jujur dan tulus selalu
Jika engkau tenang dan bahagia..
Ramai orang akan iri hati
 Namun tetaplah berbahagia…

kebaikan yang kita buat pada hari ini..
sering akan dilupakan orang..
namun tetaplah berbuat baik selalu..

Berilah yang terbaik dari apa yang kau miliki…
mungkin orang tidak pernah merasa cukup..
namun tetaplah memberikan yang terbaik..
Jagalah hati dari pengharapan penilaian manusia
Karena hanya mengharapkan ridho Allah lah,
hati menjadi tenang..
wallahualam..

Pernah mengalami hal berikut ga..?


  • Niat Rapat/Syuro, tapi sampai ditempat malah celingak celinguk mencari si akhwat/ikhwan pujaan hati,
  • Meminta doa orang tua karena besok mau UAS/UTS, tapi sampai ditempat malah melakukan aksi main mata, ato lirik kanan kiri, alias mencontek!
  • mengikhlaskan segalanya ketika waktu ujian habis, tetapi ketika nilai keluar malah kecewa luar biasa karena hasil tak sesuai dengan yang diinginkan.
  • Diberi amanah memimpin sesuatu tapi  malah bangga dengan segala pujian.
  • Menggunakan kekuasaan untuk mendapatkan sesuatu. (kekuasaan disini bisa berarti benda/ harta/ kepemimpinan).
  • Mencari-cari BERIBU ALASAN menghindari syuro yang telah terjadwalkan.
  • Memanfaatkan teman yang JAGO AKADEMIK lalu setelah itu meninggalkannya karena kita sudah mendapatkan apa yang ingin didapatkan!
  • mendekati teman karena ada maunya!
  • De es te..
Nahh…berarti hati kita telah membandel…!
ya! tiap orang pasti pernah merasakan beberapa hal diatas. Baik kita sebagai orang yang menzalimi ataupun terzalimi. Obat hati yang paling mujarab yaitu dengan selalu ingat Allah swt. Dzikir terus..!kalau kita sudah terbiasa, maka kita akan secara tak sadar selalu dzikir, dan sudah menjadi kebutuhan sehari2.
Nyamuk adalah serangga yang bisa dikatakan mengganggu. Jika kita akan atau telah digigit nyamuk, maka kita pasti melindungi kulit tubuh kita dengan melakukan hal-hal yg berikut ini :
  • Memukul nyamuk (sadar ato tidak, sedang terbang ato sudah hinggap), atau
  • Apabila sudah terlanjur digigit, pasti kita menggaruk2nya agar gatelnya cepet ilang, atau juga
  • menggunakan krim anti nyamuk dengan berbagai wanginya atau dengan menyemprot ruangan.
Jika kita menganalogikan kasus awal dengan kasus kedua ini, kita dapat mengumpamakan hati dengan tubuh kita dan Syaitan dengan nyamuk (Bukan bermaksud menyamakan nyamuk dengan syaitan loh.. tapi ini cuma analogi).
  • Memukul nyamuk (sadar ato tidak, sedang terbang ato sudah hinggap). Orang yang senantiasa berdzikir akan sangat menjaga hatinya dari bisikan syaitan. Apakah kita termasuk orang yang memukul nyamuk ketika tidak sadar telah digigit? berarti kita termasuk orang yang jarang berdzikir, kita akan mengingat ayat2 Allah jika syaitan sudah hinggap ato “menggigit” hati kita dengan kemaksiatan, atau kalo kata orang bilang “kalo lagi seneng lupa dengan Allah, tapi kalo lagi susah baru deh inget”. Yang kedua, Apakah kita memukul nyamuk sebelum ia hinggap dan menggigit? berarti kita termasuk orang yang selalu Dzikir dan selalu sadar dengan keberadaan syaitan didekat kita. Kita telah menang melawan syaitan sebelum kita di hasut, ditipu dengan akal bulusnya.
  • Apabila sudah terlanjur digigit, pasti kita menggaruk2nya agar gatelnya cepet ilang.  Jika kita telah melakukan maksiat/hati kita membandel, orang yang beriman pasti langsung beristigfar agar kemaksiatannya ga berlarut larut panjang.
  • Menggunakan krim anti nyamuk dengan berbagai wanginya atau dengan menyemprot ruangan. Ini hampir sama dengan point yang pertama. namun, kalau yang ini, nyamuknya ga semuanya mati, tapi ada yang kabur juga. Selimuti hati dengan krim dzikir sehingga syaiton yang awalnya mau “buat sarang” di hati manusia, tidak jadi karena sudah kabur duluan…!
Jika kita waspada di tempat kita akan berada bahwa ada nyamuk disana dan kita berusaha untuk tidak digigit dengan cara memukul nya ketika terbang atau sebelum mendarat di kulit kita, maka kita termasuk orang yang tanggap dan tidak rela kulit kita yang bersih, halus mulus harus jadi bentol-bentol dan gatel.
Sama halnya dengan,
kita akan senantiasa waspada sebelum syaitan akan menuju hati kita, kita akan selalu waspada bahwa dimanapun kapanpun, syaitan akan menipu manusia, dan kita tidak rela jika kita mengikutinya dan jauh dari-Nya. Dzikir lah salah satu obatnya. Apakah kita orang yang tanggap??ato tidak??
Sekali lagi, nyamuk hanya perumpamaan loh.. silahkan merenunginya sendiri.
 Kesalahan adalah proses belajar, tapi jangan sampai kita JATUH di tempat  yang sama!
 Wallahualam.
————————–Semoga bermanfaat————
Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan
Allah memberiku akal untuk berpikir
Ketika kumohon kepada Allah keberanian
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi
Ketika kumohon kepada Allah sebuah cinta
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong
Ketika kumohon kepada Allah bantuan
Allah memberiku kesempatan
Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan
Allah memberiku masalah untuk kupecahkan
Ketika kumohon kepada Allah kekuatan
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat..
 
Aku tak pernah menerima apa yang kupinta
Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan !
dan, Doaku terjawab sudah…
=========================================

Rabu, 29 Desember 2010

Kita hanya tau apa yang kita inginkan,bukan yang kita butuhkan




Ketika kita dilanda kebimbingan..
Dihadapkan pada pilihan yang sulit...
Sebenarnya hati kita sendiri telah memiliki jawaban apa yang sebenarnya kita inginkan..
Tetapi hati ada kalanya dimasuki oleh bisikan syaitan..
Dan kita hanya tau apa yang kita inginkan..
Sedangkan terkadang kita tidak tau apa yang kita butuhkan...
Beberapa hari yang lalu,,seseorang mengingatkan aku bahwa
Jika ada sepatu yang begitu kita sukai, tetapi ukuran sepatu itu tidak cukup dengan kaki kita..APakah kita akan tetap memaksa membelinya??
Tentu tidak kan jawabannya..
Seperti realita kehidupan kita sehari - hari..
sadarkah kita bahwa Terkadang ada kalanya kita memaksakan kehendak kita..
Jika Allah tidak mengambulkan do'a kita..
kita akan marah dan berpikiran..
“Mengapa Allah tidak memberikan apa yang aku inginkan?Mengapa Allah tidak menyayangiku?”
Padahal sadarkah sahabat, bahwa biasanya kita tidak mengetahui makna dari kejadian yang Allah berikan, pada saat itu juga..
Tetapi terkadang membutuhkan waktu,,mungkin sehari,sebulan,setaun,atau bertahun – tahun dari kejadian itu..
Mungkin Allah ingin kita belajar untuk lebih kuat..
Belajar untuk lebih sabar..
Belajar untuk lebih bersyukur..
Belajar untuk Memahami,
Dan akan tiba suatu saat di mana Allah akan menunjukkan bahwa yang Dia berikan kepada kita adalah yang terbaik..
Memang belum tentu yang kita inginkan,tetapi selalu yang kita butuhkan..
Dan ketika Allah telah menunjukkan petunjuknya..kita akan berkata..
Alhamdulillah..Segala Puji Bagimu Ya Allah..Tuhan Semesta Alam..
Tuhan Yang Maha Mengetahui Apa yang tidak kami ketahui...
Terima kasih Ya Allah,kini kami paham bahwa semua yang Engkau berikan adalah yang terbaik..
Engkau ingin kami menjadi lebih kuat lagi, agar semakin siap dan tangguh dalam menghadapi cobaan dariMu selanjutnya..
Bimbinglah hati kami Ya Allah..
Agar kami semakin mantap berada di jalanMu yang lurus..
a..min..

AKu tidak seperti wanita mulia pilihanMu..



Aku memang tidak seperti Siti Khadijah yang berkepribadian kuat yang begitu sabar dalam mendampingi Rasulullah berdakwah serta selalu menjadi selimut di setiap kegelisahan suaminya..

Aku tidak seperti SIti Aisyah yang begitu cerdas, sopan tutur katanya, lembut perilakunya,dan begitu taat kepada suaminya..

Aku tidak seperti Fatimah yang anggun dan dapat dengan sabar menjaga hatinya hingga disatukan dalam ikatan pernikahan..

Aku tidak seperti Asiah, Istri Fir'aun yang dapat selalu bediri tegak di jalan perjuangannya dan pantas memohon dibuatkan sebuah pintu rumah di surga..

Aku hanyalah seorang hamba Allah yang penuh dengan kekurangan..
Seorang hamba Allah yang belum sempurna dalam mencintaiNya..
Seorang hamba Allah yang belum sepenuhnya menjalankan syariat Islam yang telah diperintahkanNya..

Seorang hamba Allah yang belum dapat menjaga hatiNya dengan baik...
Seorang hamba Allah yang masih sering lalai menjalankan perintahNya..


Ya Allah..hamba tau..
hamba memang tak pantas ada di syurgamu,..
Tapi Hamba pun tak sanggup bila harus ke nerakaMu..
Maka ampuni dosaku Ya Allah..


Jangan pernah tinggalkan aku dari penjagaanMu..
Jangan pernah membenciku karena telah begitu bertumpuknya dosaku.. Jangan pernah memalingkan wajahMu karena Engkau tak sanggup melihat tingkah burukku,,,
Jangan Jauh dariku YA Allah..
KArena aku takut,,sungguh Aku takut..
Bila jauh dariMu..

Hanya Engkaulah yang selalu menemani di setiap kebimbangan..
Hanya Engkaulah yang selalu memeluk ketika aku ingin menangis..

Hanya Engkaulah yang selalu menenangkanku ketika aku resah..
Hanya Engkaulah yang selalu tersenyum ketika orang lain cemberut dengan tingkahku..

Hanya Engkaulah yang selalu melindungiku ketika aku lalai menjaga diriku,,
Hanya Engkaulah yang selalu sabar mengingatkanku meskipun aku terlalu sering melupakanmu..
Hanya Engkaulah sebaik - baiknya penjaga..

Ya Allah, kami mohon, meski kami bukanlah khadijah, bukan fatimmah, bukan pula aisyah, atau wanita-wanita mulia pilihan Mu, kami mohon kokohkanlah kaki kami dan kuatkanlah kaki kami dalam melangkah di jalan Mu.."

Amin..YA Allah Ya RAbbal ALamin...

Mencintai sejantan ali



Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”
Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.
Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.
Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.


Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,
sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.
Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.
Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.
Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.
Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,
dalam suatu riwayat dikisahkan
bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)
Fathimah berkata kepada ‘Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kalaulah Bukan KArena Allah Menutup aib-aib Kita



Alhamdulillah, wash shalaatu wassalaamu ‘ala nabiyyinaa Muhammad, wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa man tabi’ahum bi ihsaan, wa ba’d.
Pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka berangkatlah Musa ‘alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.
Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur ‘alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”
Setelah itu langit tetap saja terang benderang… matahari pun bersinar makin kemilau… (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul).
Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi … asqinaa….”
Allah pun berfirman kepada Musa,
“Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian…”
Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami…. karena engkaulah hujan tak kunjung turun…”
Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri… maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia… saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud…..
Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku… Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”
Maka hatinya pun gundah gulana… air matanya pun menetes….. menyesali perbuatan maksiatnya… sambil berkata lirih,
“Ya Allah… Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun… selama itu pula Engkau menutupi ‘aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku…”
Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan… semakin lama semakin tebal menghitam… dan akhirnya turunlah hujan.
Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”
Musa berkata, “Ya Allah… Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”
Allah berfirman,
“Ya Musa, Aku tidak membuka ‘aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka ‘aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”
(Kisah ini dikutip dari buku berjudul “Fii Bathni al-Huut” oleh Syaikh DR. Muhammad Al ‘Ariifi, hal. 42)
Subhaanallah… Kalaulah bukan karena Allah menutupi aib-aib kita…
***
Penulis: Abu Yazid T. Muhammad Nurdin

Aku harus berubah



Berubah menjadi lebih baik..
Itu kata yang saat ini aku tanamkan dalam2 di hati..
Seperti apa sih makna berubah menjadi lebih baik itu??
Siap menjalani semua tuntutannya tentunya..
Begitu seseorang berkata padaku..

Aku tau..
AKan banyak cobaan yang akan menghadang di depan..
Perjalanan tak akan selalu lurus..
Pasti ada yang namanya akan ada lubang..
Ada Belokan..
Ada keMacetan..
Ada Banjir..
Tapi yang sekarang menjadi pertanyaan untukku sendiri..
"Apakah aku telah dinyatakan beriman?"
Apabila aku telah dapat melewati semua godaan dan musibah tanpa tergoda dan terpengaruh oleh godaan syaitan..

Dari banyak kejadian yang terjadi kmarin..
Banyak hal yang aku katakan, aku masih sangat lemah..
harus lebih banyak membentengi diri..
Seseorang bilang,
"Apa kita dijamin memiliki waktu hidup yang msih lama?"
Tentu saja tidak kan..
Tidak ada yang menjamin,,
Hmm..benar sekali..menjadi perenungan yang begitu berarti..
Apa aku ingin meninggal dalam keadaan hina seperti ini??
Tentu saja tidak,aku belum memiliki amalan apapun yang dapat aku perlihatkan kepada malaikat nanti..
Hanya dosa yang begitu bertumpuk..T.T

Seorang sahabat kembali mengingatkanku..
Dia bilang untuk berubah diperlukan
3M..
aPA Itu 3M?
Mulai dari Diri Sendiri..
Mulai dari hal kecil..
Dan Mulai dari Sekarang..

Dan tentunya harus keyakinan dalam diri,bahwa kita pasti bisa melakukannya..
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11.

Bismillaihirrahmanirrahim..
Bimbinglah HambaMu yang lemah ini Ya Rabb..a..min..

Mujahid itu????

Mujahid itu..
Dalam hatinya adalah taman syurga dengan segala keindahan ibadah ..
Dalam hatinya mabuk dengan cinta terhadap Tuhan nya..
Dalam hatinya cuma ada Dia…
Dalam tujuannya cuma untuk mendamba redha Kekasihnya..
Dalam matlamatnya merindukan berjumpa wajah si Dia…
.
Mujahid itu….
Dia bernafas dengan setiap kata pujian pada Kekasihnya..
Dia bertutur dengan butir permata syukur pada Kekasihnya..
Dia cuma melihat redha Tuhannya dalam setiap langkah yang ditapak.
.
Mujahid itu…
Dalam setiap deraian air mata yang menitis adalah kerinduan..
adalah keampunan..
Terlebur dalam setiap dosa noda gelap hitam..
yang dahulu dia tenggelam dalam nya..
Dalam setiap rintih tangis adalah pengharapan.
adalah kerinduan.
adalah keinginan.
merindukan dan mengharap cinta Dia…
.
Mujahid itu..
Keindahan lain di dunia hanya lah perhiasan.
Ya,dia manusia yang suka keindahan.
Tetapi , dia cuma mendambakan keindahan teragung..
Bertemu wajah Kekasihnya dalam bentuk Nya sebenar..
.
.
Mujahid itu…
Dia lah pemegang panji Tuhan…
Dialah penyebar sinar suci..
Dialah di hatinya punya Quran, di tangannya kekuatan, di wajahnya keberanian..
Dialah yang merintih dan lebur di tikar sejadah di malam hari..
Dan dialah pejuang sejati segagah singa rimba di siang hari…
Hatinya cuma ada Tuhan nya
Hatinya cuma rindu Tuhan nya..
.
.
Mujahid itu…
Setiap langkah yang ditapak..
Setiap nafas yang dihembus..
Setiap detik yang dijejak..
Hatinya cuma satu…
Mengharap bertemu kekasihnya dalam pertemuan teragung
dalam perpisahan teragung jasad dan tubuh..
Ya,hatinya cuma mahu kesyahidan!!!!
Kerna mujahid itu mahu mempersembahkan hadiah terbaik dari diri nya kepada Kekasihnya..
Nyawa,Jiwa,Hati dan setiap inci jasad..
Adalah untuk Kekasih Sang Mujahid..

Menuju cinta kepada Allah









Bagi yang ingin sholatnya khusyu,tidak ada pilihan mudah. mereka2 yg sudah diberikan Allah anugerah sholat khusyu adalah mereka yg telah berjuang untuk mencintai Allah.
Mencintai Allah berarti memikirkanNYA lebih banyak dari segala hal lain yg dapat melalaikan kita. Jangan bilang kita cinta Allah kalau kita lebih banyak memikirkan hal lain selain Allah dalam kehidupan sehari2.
Allah memberikan kita sehari 24 jam,berapa waktu kita untuk mengingatNYA dan beribadah kepadaNYA dari waktu yg telah diberikanNYA kepada kita? Bukankah disetiap nafas kita ada hak Allah? oleh karena itu mengingat Allah sama pentingnya dengan bernafas.
Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah dengan orang yang tidak berdzikir itu seperti orang yang hidup dengan orang yang mati (HR Bukhori)
Barangsiapa mencintai sesuatu dia akan banyak mengingatnya,dan barang siapa mencintai sesuatu takkan berat untuk berlama2 dengan yang dicintai ,bahkan selalu merindu pertemuan dengan yg dicintainya.
Bila ada kecintaanmu yang melalaikan dari kewajibanmu mengingat Allah,sedekahkanlah atau ikhlaskanlah,sebagaimana abu thalhah mensedekahkan hal yg paling dicintainya,yaitu kebunnya yang luas agar hatinya tertuju hanya kepada Allah
“Abu Thalhah r.a. berkata: “Wahai Rasulullah, Allah telah berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.” Dan harta yang paling aku cintai adalah kebun kurma yang berada di Bairuhaa, dan kebun itu sekarang aku sedekahkan kerana Allah, aku mengharap kebaikan dan tabungan pahalanya di sisi Allah. Rasulullah berkata: “Duhai, itu adalah harta yang menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan, dan aku memandang agar harta itu di sedekahkan kepada keluarga terdekatmu dahulu.” Abu Thalhah r.a. berkata: “Baik, saya akan lakukan wahai Rasulullah.” Maka Abu Thalhah membahagikannya kepada kerabat dan keluarga terdekatnya.” (Hadis Riwayat Bukhari, no. 1392)
Demikian juga kita tau cerita nabi ibrahim yang disuruh mengorbankan anaknya yg dicintainya,setelah bertahun2 menikah namun pada awalnya beliau belum diberikan keturunan,setelah mendapatkan apa yg diinginkannya (dan juga dicintainya) ,oleh Allah malah disuruh menyembelihnya. demikian Allah menguji nabi Ibrahim dengan suatu hal yg paling dicintainya,yaitu anaknya sendiri.
Karena itu sholat khusyu adalah hadiah dari usaha mereka2, yg telah banyak berusaha mengingat Allah di hati dan pikirannya,karena selama pikiran dan hati kita masih tertuju kepada selain Allah,selama itu pula sholat kita akan sulit untuk khusyu. mereka yang telah merelakan apapun yg mereka cintai demi mendapatkan cinta kepada Allah,sehingga Allah pun cinta kepada mereka
“Karena itu, ingatlah kepada-Ku, niscaya aku akan mengingatmu pula. Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS. Al-Baqarah 2: 152)

Selasa, 28 Desember 2010

Ibarat sebuah gelas

Gelas itu, andai engkau menyuci gelas itu setiap kali setelah engkau mengunakan nya, apakah akan tersisa kotoran pada nya? Begitulah, kebersihan nya pasti akan engkau utamakan; pasti nya engkau akan merasa jijik untuk mengunakan gelas itu, seandai nya kebersihan nya tidak terjaga. Lantas, bagaimana pula dengan keadaan dirimu, wahai hamba ALLAH yang Maha Pemurah...?


Air yang engkau minum dari gelas itu, ALLAH تعالى bisa Mengubah nya menjadi nanah yang busuk ataupun menjadi air yang mendidih panas sebagai Balasan keingkaran engkau terhadap Perintah dan LaranganNYA. (wal `iyadzubiLlah) Namun, tidak pernah berlaku demikian, air itu malah menghilangkan dahagamu dan memberimu tenaga. Sesungguh nya, Rahmat ALLAH سبحانه وتعالى Meliputi segala sesuatu, itulah setitis Curahan Rahmat dari Tuhanmu, ALLAH; yang Maha Penyabar lagi Maha Berkasih Sayang.


Engkau lihat sahja di dunia ini, tiada siapa yang benar-benar dapat membantu dirimu, hatta uban dikepala mu; adakah sesiapa yang dapat menghalang penumbuhan nya? Lantas, bagaimana pula keadaan engkau di Akhirat kelak? Apabila engkau meniti "Shiratal Mustaqim", tersilap langkah sahja, terhumbanlah engkau ke neraka Jahannam, (wal `iyadzubiLlah) iaitu seburuk-seburuk tempat kembali.


Pada saat-saat yang amat getir dan mencemaskan itu, Nama siapakah yang akan engkau panggil untuk menyelamatkan dirimu? ALLAH? ALLAH? ALLAH? Sebuah Nama yang tidak pernah langsung terlintas difikiranmu semasa engkau hidup di dunia dahulu untuk menyebut nya? ALLAHu ALLAH, sungguh merugilah dirimu pada saat dan ketika itu, walaupun mengalir airmata darah tidak mampu menyelamatkan dirimu melainkan dengan RahmatNYA jua.


Justeru wahai diriku, jangan merasa jemu untuk bertaubat selagi mana engkau tidak merasa jemu untuk melakukan dosa. Itulah sebenar nya jihadmu yang paling besar; untuk melawan hawa nafsu yang menjurus engkau kepada kemaksiatan dan kemungkaran. Walaupun terkadang tewas dalam pertarungan itu, jangan engkau berputus asa dari RahmatNYA ALLAH سبحانه وتعالى.


FirmanNYA dalam al-Quranul Kareem (Suratul Furqan ayat 70) :
"Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal yang baik, maka orang-orang itu, ALLAH akan Menggantikan (pada tempat) kejahatan mereka dengan kebaikan dan adalah ALLAH Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."


Taubat itu adalah menyesali dosa dirimu dan berniat ingin untuk meninggalkan nya. Jangan difikirkan andai engkau melakukan dosa lagi, itu adalah hari esokmu. Yang paling penting adalah dosamu yang lalu dan saat ini. Jangan sekali-kali engkau menangguhkan taubatmu pada hari esok, kerna hari esok belum pasti engkau akan menemui nya. Mohonlah akan kekuatan serta Perlindungan kepadaNYA, agar engkau senantiasa Dibimbing olehNYA; tersilap hala tujuan sahja, Tangan `InayahNYA yang akan mengambil engkau kembali ke jalan yang DIA Cintai dan Redhai.


Sesungguh nya, ALLAH سبحانه وتعالى Menyukai kepada hamba-hambaNYA yang senantiasa kembali kepadaNYA dengan bertaubat setelah mereka melakukan dosa, kerna mereka mengetahui bahwa tiada siapa yang dapat Mengampuni dosa-dosa mereka melainkan ALLAH. Jadilah engkau diantara mereka itu dan bukan menjadi hamba yang merasa bangga dengan dosa-dosa mereka sendiri. (wal `iyadzubiLlah) Hadirkanlah dirimu senantiasa digerbang PengampunanNYA. Engkau tidak perlu mengetuk gerbang itu terlebih dahulu untuk membuka nya kerna ia senantiasa berbuka luas untuk hamba-hambaNYA seperti dirimu. Adakah siapa yang lebih Pemaaf dariNYA?


FirmanNYA dalam al-Quranul Kareem (Suratul Zumar ayat 53) :
"Katakanlah (wahai Muhammad صلى الله عليه وسلم) : "Wahai hamba-hambaKU yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari Rahmat ALLAH, kerana sesungguh nya ALLAH Mengampunkan segala dosa; sesungguh nya DIAlah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani"".


FirmanNYA dalam Hadiths Qudsi (HR Musnad Imam Ahmad رحمة الله تعالى عليه) :
"Wahai Keturunan Adam, jika kau berdoa padaKU dan berharap padaKU, maka KU Ampuni dosa-dosa kalian tanpa KU Pertanyakan lagi. Wahai Keturunan Adam, jika kau datang padaKU dengan dosa mencapai langit, lalu kau memohon PengampunanKU, maka KU Ampuni dosamu."


Senantiasalah engkau bersangka baik kepada ALLAH; Tuhanmu yang Maha Pemaaf, yang senantiasa Memaafkan dan tiada Jemu Menerima taubat hamba-hambaNYA. Lantas, engkau senantiasa menyucikan dirimu dengan bertaubat kepadaNYA, sehinggalah ALLAH تعالى Mengambil kembali HakNYA, iaitu dirimu. Ibarat gelas itu, takdir ALLAH تعالى telah Menentukan bahwa akan tergelincir gelas itu dari tanganmu lalu jatuh dan berkecai, tiadalah lagi bagi engkau manfaat akan nya. Namun demikian, ia dalam keadaan yang bersih kerna engkaulah yang telah menjaga kebersihan nya. Begitulah hendak nya terhadap dirimu, saat-saat nafas terakhir engkau sedang dalam keadaan bertaubat kepadaNYA; sedang jasadmu dalam keadaan bersih lagi suci. Betapa bahagia nya jasadmu saat dan ketika itu apatah lagi ruhmu. Nabi Muhammad ibn `AbdiLlah صلى الله عليه وسلم, Penghulumu yang indah akhlaq serta budi pekerti nya, bertaubat kepada ALLAH lebih dari 70 kali setiap hari, sedangkan Baginda صلى الله عليه وسلم Maksum; terpelihara dari melakukan kesalahan dan dosa. Lantas, engkau lebih-lebih lagi wahai hamba ALLAH yang Maha Pemurah. Ingatlah, bahwa sesungguh nya, ALLAH تعالى Menyukai hamba-hambaNYA yang bertaubat dan menyucikan diri.


_______๑۩۞۩๑_______



* Wahai ALLAH, sesungguh nya aku memohon Keampunan dari setiap dosa yang badanku kuat melakukan nya kerna kesihatan yang Engkau berikan kepadaku atau aku mendapatkan segenap kemampuan dengan keutamaan Ni`matMU atau dosa itu aku lakukan dengan kemampuanku kerna Anugerah Keni`matanMU atau aku hulurkan tanganku kepada nya dengan rezki yang telah Engkau berikan kepadaku atau aku pasrahkan dosa-dosa itu atas keamanan dariMU ketika aku takut padaMU atau aku percaya dengan Kemurahan dan KesabaranMU atau aku percayakan dosa-dosa itu pada Mulia nya PengampunanMU.


Wahai ALLAH, sesungguh nya aku memohon KeampunanMU dari segala dosa-dosa yang kerna dosa itu bererti aku mengkhianati amanahku sendiri atau aku menipu diriku dalam dosa-dosa itu atau aku mendahulukan kesenang-senangan dalam dosa itu atau aku kerjakan demi orang lain, atau aku sesatkan orang yang mengikuti dalam dosa, atau aku menang dalam dosa kerna kelebihanku dalam berusaha, dikernakan aku terhalang dariMU dalam dosa wahai Tuhanku, maka Engkau tidak Memberi kemenangan kepadaku untuk mengalahkan perbuatanku, sekira nya Engkau, Maha Suci Tuhanku tidak Menyukai terhadap kemaksiatanku yang telah mendahului dalam pilihanku dan di dalam pelaksanaan kemahuanku dan pilihanku, maka Engkau Sayangi aku sehingga tidak Kau terjerumuskan aku dalam pilihanku secara paksa dan tidak Menghantarkanku dalam satu keterpaksaan. Serta Engkau tidak Menganiayakan aku sedikit pun. Aku memohon KeampunanMU wahai yang Maha Penyayang.


Wahai Temanku ketika susah, wahai Penenangku ketika aku sendiri, wahai Penjagaanku dalam keni`matanku, wahai Penghilang kesusahanku, wahai Dzat yang Mendengarkan doaku, whai Dzat yang Mengasihani cucuran air-mataku, wahai Dzat Pengampun kesalahanku, wahai Dzat yang patut menjadi Tuhanku, wahai Tiangku yang kukuh, wahai Tetanggaku yang terdekat, wahai Junjunganku yang Belas Kasihan, wahai Tuhan Ka`bah yang lama. Keluarkan aku dari persekitaran yang sempit pada jalan yang luas, dengan jalan keluar dariMU yang kuat dan kukuh, hilangkanlah dariku segala kesengsaraan dan kesempitan, cukupkanlah diriku dari keburukkan dan yang menyakitkan, yang aku mampu ataupun tidak. Wahai ALLAH, hilangkanlah dariku segala kesusahan dan yang menyedihkan, keluarkan aku dari kesusahan, wahai Dzat yang Menghilangkan kesedihan, wahai Dzat yang Menurunkan rintahan hujan, wahai Dzat yang Mengkabulkan doa nya orang yang didalam keadaan yang rumit, wahai Dzat yang Maha Penyayang dunia dan akhirat dan yang Mengasihani di dunia dan akhirat, limpahkanlah Selawat kepada orang pilihanMU dari makhlukMU, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan keluarga Baginda yang baik, yang suci.


Hilangkanlah dariku sesuatu yang menyempitkan hatiku dan menghilang kesabaranku bersama hal tersebut dan sedikit usahaku, lemah sudah kekuatanku, wahai Dzat yang Menghilangkan segala bahaya dan malapetaka, wahai yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang rahsia dan yang samar, wahai yang paling Belas Kasihan. Aku serahkan segala urusanku kepada ALLAH. Sesungguh nya ALLAH Dzat yang Maha Mengetahui hamba-hambaNYA, tiada yang Memberi Taufiq padaku kecuali ALLAH. Hanya kepada ALLAH aku berserah dan DIA adalah Tuhan nya `Arsy yang Agung."

Merindukan Alloh

"Ketika malam telah larut, alam fikiranku melayang mengembara kearah kegelapan malam, fikiranku menerawang kesebuah kuburan yang kaku, gundukan tanah merah yang dingin, perut bumi yang menjadi kediamanku kelak, didalamnya tak lain cacing dan serangga pemakan bangkai, tubuhku yang tak mampu menepis binatang yang menggerogotiku dan menjadikan tubuhku sarang dan tempat bertelur, alangkah tak berdayanya tubuh ini, sahabatku meninggalkanku, anak istriku meninggalkanku, orangtuaku meninggalkanku, semua orang yang kukenal melupakanku, mereka tak mau ikut mati bersamaku, mereka tak mau tahu lagi apa yang menimpaku dikuburku, mereka tak mau walau hanya menepiskan cacing yang menggerogoti tubuhku, mereka tak perduli lagi tubuhku membusuk sedikit demi sedikit, hingga tubuhku hancur dan berbau, hingga tubuhku menjadi tulang, lalu habis musnah menjadi tanah, kemana aku akan pergi, ruhku akan melayang memenuhi panggilan Penciptaku.


Wahai ALLAH, tak ada selainMU, Engkaulah yang akan Menepiskan semua serangga yang mendekati tubuhku, akan Engkau Jaga tubuhku yang masuk dalam perut Bumi, Engkau Mendengar jeritan hatiku yang merindukanMU, maka dengarlah Wahai yang Menciptakan harapan, wahai yang Menciptakan segala kerinduan, wahai yang Menciptakan keinginan untuk mengadu, kulontarkan kalimat yang kini hampir memecahkan kalbuku, aku tak mempunyai selainMU untuk mengadu, untuk Menolong, untuk Memberi, untuk Diharapkan, untuk bergerak, untuk bernafas, untuk berucap, untuk bersuara, untuk mendengar, untuk melihat, untuk melangkah, untuk bergerak, untuk berfikir, untuk makan, untuk minum, untuk tersenyum, untuk bergembira, untuk segala-galanya, selainMU, semua yang kumiliki, dan yang tak kumilki adalah MilikMU, tubuhku MilikMU, makananku MilikMU, semua yang kulihat MilikMU, semua yang kudengar MilikMU, semua yang kuucapkan MilikMU, semua langkahku MilikMU, setiap nafasku MilikMU, setiap detik jantungku MilikMU, perasaanku MilikMU, kerinduanku MilikMU, harapanku MilikMU, kesedihanku MilikMU, kegembiraanku MilikMU...


Alangkah indahnya wahai RABB, Karena Engkau Memilikiku, Engkau Menggenggam diriku, Engkau Mengaturku, Engkau Menjagaku, Engkau Melindungiku, Engkau Mengayomiku, Engkau Melimpahkan KelembutanMU padaku, aku merindukanMU wahai ALLAH, Engkau Memanggilku agar aku dekat kepadaMU wahai ALLAH...


Wahai yang Menciptakan cinta kasih di seluruh kalbu hambaNYA, Engkau Menghendaki aku mencintaiMU wahai ALLAH, wahai yang Menciptakan lidah saling menyebut nama-nama hambaNYA, Engkau Menghendaki aku menyebut NamaMU wahai ALLAH, wahai yang Menciptakan segala yang indah, keindahan yang terlihat dan yang tak terlihat, keindahan yang terdengar dan tak terdengar, keindahan yang terucapkan dan tak terucapkan, keindahan yang terasa dan tak dapat dirasa, keindahan yang diketahui dan yang tak diketahui, keindahan yang tersaksikan dan yang tersembunyi, semua keindahan itu berasal dari KeindahanMU wahai ALLAH, maka betapa Indahnya Engkau, betapa Lembutnya Engkau...


Maka wahai Pencipta Keindahan, wahai Pencipta Kelembutan, wahai Pencipta Kasih sayang, sebagaimana Engkau Perlihatkan keindahan yang ada pada makhlukMU, sebagaimana Engkau Perlihatkan kelembutan yang ada pada makhlukMU, sebagaimana Engkau Perlihatkan kasih sayang yang ada pada makhlukMU, maka Perlihatkan padaku KeindahanMU wahai ALLAH, Perlihatkan KelembutanMU wahai ALLAH, Perlihatkan Kasih SayangMU wahai ALLAH, walau hanya berupa harapan, walau hanya berupa sangkaan, walau hanya berupa khayalan, walau hanya berupa kerinduan, walau hanya berupa keinginan, walau hanya berupa airmata, walau hanya berupa Pemberian, walau hanya berupa lamunan, walau hanya berupa Kemudahan, walau hanya berupa Pertolongan, asalkan aku mengetahui bahwa itu datang dari KelembutanMU, datang dari Kasih SayangMU, datang dari KeindahanMU...


Alangkah kecewa hamba yang hanya memiliki harapan, hamba yang hanya memiliki khayalan, hamba yang hanya memiliki lamunan, hamba yang hanya memiliki kerinduan, hamba yang hanya ingin dekat, hamba yang hanya mendambakan kelembutan, hamba yang hanya mendambakan ayoman, hamba yang hanya mendambakan kasih sayang, sedangkan modal semua harapanku hanyalah airmata, apakah ia harus dikecewakan oleh yang Maha tak Mengecewakan...


Alangkah hancur perasaannya kalau kerinduannya ditolak oleh yang Maha tak Menolak kerinduan, alangkah berkeping-kepingnya kecintaannya, bila keinginannya untuk dekat tertolak oleh yang Maha tak Menolak hambaNYA yang ingin dekat, itu semua tak ada pada DzatMU, itu semua tak ada dalam SifatMU, itu semua tak ada pada PerbuatanMU, apalagi yang membuatku tertolak sedangkan Engkau yang Maha Menerima, apalagi yang membuatku tersingkir sedangkan Engkau yang Maha Merangkul, apalagi yang membuatku terjauhkan, sedangkan Engkaulah yang Maha Mendekatkan, salahkah aku merindukanMU, sedangkan Engkaulah yang Menciptakan kerinduanku padaMU, salahkah aku menginginkan dekat padaMU, sedangkan Engkaulah yang Menciptakan keinginanku untuk dekat kepadaMU, salahkah aku merasa tenggelam dalam Samudra KelembutanMU, sedangkan Engkaulah yang Menciptakan perasaan itu dihatiku...?


Wahai ALLAH, wahai yang Menamakan DiriNYA ALLAH, wahai yang Menginginkan NamaNYA dipanggil ALLAH, wahai yang Menginginkan lidahku memanggil DzatNYA dengan panggilan ALLAH, wahai yang Menginginkan aku mengharapkanNYA dengan mengingat Nama ALLAH, wahai yang Menciptakan lidahku bergetar menyebut Nama ALLAH, wahai yang Memberikan kemampuan pada jemariku menuliskan Nama ALLAH, maka dengan KemauanMU kusebut NamaMU ALLAH, dengan KeinginanMU kurindukan Engkau ALLAH, dengan KeinginanMU aku ingin dekat kepadaMU wahai ALLAH, salahkah aku berkeinginan, salahkah aku merindukan, salahkah aku ingin dekat, sedangkan semua getaran kalbuku itu adalah KeinginanMU wahai ALLAH?





Maka sebagaimana Engkau Jadikan cacing merangkak tanpa tangan dan kaki, maka jadikan aku merangkak kepadaMU tanpa hambatan, sebagaimana Engkau jadikan anjing najis bertasbih MensucikanMU, maka jadikan aku pendosa hina yang mendambakanMU, sebagaimana Engkau Jadikan air mengalir menjadi beku, maka Jadikan harapanku mengalir kearahMU dan membeku dipintuMU, sebagaimana Engkau Jadikan gunung batu menjadi debu, maka Jadikan seluruh kesalahanku menjadi debu dihadapan KeagunganMU, sebagaimana Engkau Jadikan bumi perkasa terinjak-injak, maka jadikan hawa nafsuku terinjak-injak kerinduanku kepadaMU...


Sebagaimana Engkau Jadikan Raja berwibawa terkalahkan dan terhinakan, maka Jadikan kesombonganku terhinakan oleh KewibawaanMU, sebagaimana Engkau Jadikan sesuatu yang bergerak menjadi diam, maka jadikan tubuhku yang bergerak berubah diam dari segala yang tak Engkau Redhai, sebagaimana Engkau Jadikan semua yang ada menjadi fana, maka jadikanlah gunung dosa ini fana dalam KelembutanMU, sebagaimana Engkau Jadikan yang tak mungkin menjadi kepastian, maka jadikan semua ketidak mungkinanku untuk dekat menjadi janji kepastian

Senin, 20 Desember 2010

Hak Seorang Muslim Terhadap Muslim Yang Lain


Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Rasulullah saw. bahawa beliau bersabda,
“Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam:jika bertemu maka berilah salam, jika tidak kelihatan maka cari tahulah, jika sakit maka jenguklah, jika mengundang maka penuhilah, jika bersin dan mengucapkan hamdalah maka jawablah (dengan mengucapkan ‘yarhamukallah’, dan jika meninggal dunia maka hantarkanlah(ke pemakaman).”
Pertama, jika bertemu maka berilah salam
Mengucapkan salam adalah langkah pertama, akan semakin mantap jika diikuti dengan berjabat tangan. Ucapan salam harus disertai dengan perasaan cinta, senang, dan wajah yang berseri agar fungsi ucapan salam itu terwujud. Setelah itu saling memperkenalkan nama, pekerjaan, dan tempat tinggal. Dengan demikian Anda telah menapaki tahap awal dalam berdakwah.
Kedua, jika tidak kelihatan maka cari tahulah
Watak sebuah perkenalan adalah jika seseorang yang telah Anda kenal itu tidak Anda lihat dalam waktu tertentu, maka Anda harus mencari kabar tentang keadaannya atau menghubunginya, baik lewat telepon maupun surat.
Ketiga, jika sakit maka jenguklah
Sunnatullah akan berlaku pada setiap orang, maka suatu saat ia akan merasa gembira, sedih, atau sakit; dan setiap kondisi harus disikapi dengan sikap yang islami. Jika Anda mendengar bahwa teman Anda sakit, Anda harus cepat-cepat menjenguknya, memberikan kesejukan, dan mendoakan untuk kesembuhannya; akan sangat baik lagi jika Anda membawa hadiah yang sesuai.
Rasulullah saw. bersabda,
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, kerana hadiah itu akan menjadikan kalian saling mencintai.”(HR. Malik dalam “Al-Muwatha”‘)

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya sesama muslim karena Allah, maka malaikat akan berseru kepadanya, ‘Kamu dalam keadaan baik dan baikpula tempat tujuanmu, kamu pun akan ditempatkan di surga.” (HR. Muslim)
Jika Anda masuk rumahnya, hendaklah Anda duduk di mana Anda dipersilakan duduk. Diriwayatkan dalam sebuah atsar,
“Barangsiapa masuk rumah salah seorang di antara kamu maka duduklah di tempat tersebut, kerana kaum itu lebih mengetahui aurat rumah mereka.” (HR.Thabrani)
Keempat, jika ia mengundangmu maka penuhilah
Setelah melewati tahapan-tahapan di atas maka hubungan antara kalian akan semakin erat. Suatu saat teman Anda akan menghadapi keadaan-keadaan penting, seperti sukses dalam tugas, pernikahan, atau yang lainnya, lalu ia mengundang Anda untuk menghadiri acara-acara tersebut. Anda harus memenuhi undangan tersebut kerana ini merupakan kesempatan berharga yang tersedia tanpa harus Anda rencanakan sebelumnya.
Kelima, jika ia bersin dan mengucapkan “hamdalah” maka jawablah (ucapkan “yarhamukallah”)
Duduk bersebelahan dengan orang yang belum dikenal di suatu tempat, baik di perjalanan, pesta, mahupun tatkala menjenguk orang sakit, lalu orang yang duduk di sebelah Anda itu bersin maka hendaklah Anda menoleh kepadanya dengan wajah berseri seraya mengucapkan, “yarhamukallah (mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada Anda).” Tentunya hal ini akan menjadikan dirinya merasakan sesuatu yang baru dan setelah itu Anda dapat bercakap-cakap dengannya.
Keenam, jika ia meninggal dunia maka antarkanlah ke tempat pemakamannya
Apa yang dapat ia lakukan setelah meninggal dunia dan dikubur? Pada hakikatnya, mengantar orang lain yang meninggal ke tempat pemakaman adalah mengantar dirinya sendiri, yang ia akan dapat mengambil nasihat, pelajaran, dan merenungkannya. Ini sebuah sunah Rasulullah saw. yang menggambarkan persatuan dan kesatuan kaum mushmin. Jika sebelumnya Anda dapat mengenal pribadi orang yang telah meninggal dunia, maka sekarang Anda dapat menggunakan kesempatan untuk berkenalan dengan keluarganya dan orang-orang yang berta’ziah ke rumahnya.
“Barangsiapa menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka baginya pahala satu qirath. Barangsiapa menyaksikan hingga di makamkan, maka baginya dua qirath.”
Seorang sahabat bertanya, “Apakah dua qirath itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Seperti dua gunung yang besar.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Sumber : At-Thariq ilal Quluub, Bagaimana Menyentuh Hati (Kiat-Kiat Memikat Objek Dakwah)

Meningkatkan Kehadiran Alloh Subhanahu wa Ta’ala dalam Diri

Sungguh Alloh Subhanahu wa Ta'ala selalu melihat dan mengetahui segala gerak gerik setiap hamba-Nya.
Tidak  akan pernah ada yang luput dari pengetahuannya, karena Dia adalah zat yang maha mengetahui apa pun jua,….bahkan Alloh mengetahui apa yang terbersit dalam hati seorang hamba. Alloh Subhanahu wa Ta'ala akan senantiasa bersama hamba-hamba-Nya yang sholih dimanapun mereka berada…..

Kebersamaan Alloh bersama hamba-nya yaitu, terwujud dengan bentuk pengetahuan-Nya penjagaan-Nya, perlindungan-Nya,pertolonga-Nya. Sehingga kesadaran kita akan harus terus terpupuk bahwa Alloh akan senantiasa mengiringi kita selalu…merasakan kehdiran Alloh Subhanahu wa Ta'alaakan mencegah kita untuk tidak berlanjut  melaksanaka kemaksiatan pada-Nya. Namun hal apa saja yang bisa kita usahakan untuk bisa meningkatkan kehadiran Alloh Subhanahu wa Ta'ala dalam diri?
1. Menjalin hubungan dengan Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Namun bagaimana cara kita membangum hubungan dengan Alloh Subhanahu wa Ta'ala? Syekh Muhamad sholih al munajid berkata,” yaitu dengan cara berpegang teguh pada al qur’an. Dia  merupakan tali Alloh yang sangat kuat, cahaya yang terang, siapa saja yang berpegang teguh padanya,Alloh akan menjaganya. Siapa yang mengikutinnya Alloh akan menyelamatkannya. Dan  barangsiapa yang menyeru padanya maka Alloh akan menunjukinya pada jalan yang lurus. Alloh berfirman:
 “Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”(Q.S 2:2)
Dan barangsiapa yang berpaling darinya maka ia akan celaka dunia dan akhirat.  Alloh berfirman :
 “Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an Maka Sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat”, (Q.S. Tohaa.100)
Lalu bagaimana cara kita agar bisa berpegang teguh pada al quran yang mulia.
2. Senantiasa membacanya dengan terjemahannya
Rosululloh bersabda:
لاصحابه   اقرءالقرءن فانه ياتي يومالقيامة شفيعا
“bacalah oleh kalian al quran,karena dia akan datang di yaumil qiyamah dan memberikan syafaat kepada para pembacanya.”
3. Memahaminya
Al quran adalah kalam Alloh yang diturunkan dengan bahasa arab,hal ini bertujuan untuk membuat kita  lebih mudah dalam memahaminya.
Alloh berfirman :
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (Q.S 12:2)
Salah satu cara agar bisa memahami al quran adalah ketika kita membacanya harus dibarengi dengan terjemahannya,sehingga dengan cara ini akan memberikan pemahaman yang maksimal pada para pembacanya
4. Mengamalkannya
Al quran adalah sumber solusi dari segala permasalahn hidup manusia. Ketika kita berusaha untuk mengamalkannya maka kita akan menjadi orang orang yang selamat dunia dan akhirat. Alloh SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S 4:59)
5. Bersunguh-sungguh dengan berserah diri kepada Alloh.
Bahwa seluruh yang kita miliki saat ini adalah anugerah dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Dan itu semua adalah hanya sekedar amanah…suatu saat nanti semua itu akan kembali pada yang Maha Kuasa dan kita akan dimintai pertanggng jawabanya …
Ini tercermin dalam firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
 “orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun(Q.S 2 :156)
6. Meyakini bahwa ketika kita mendekat kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala maka Alloh akan tambah mendekat lagi.
Sejengkal kita mendekati Alloh…maka sehasta Dia akan mendekati kita…..berjalan kita mendekati Alloh…maka Alloh akan berlari mendekati kita. Rasa takut pada alloh wujudkan dengan terus mendekatinya dengan berbagai ketaatan dan amal sholeh padanya……
7. Senantiasa berdzikir pada Alloh swt.
Imam ibnul qoyim berkata dalam salah satu fawaidnya….” Agama itu dibangun  di atas dua kaidah. Zikir dan syukur. Alloh berfirman :
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Seorang hamba yang lisan dan hatinya terus berzikir ( dengan terus ingat dan menyebut nama Alloh, maka Alloh pun akan terus menyebutnya )
Dan sebaliknya..apa bila kita tidak ingat kepada Alloh, maka Dia pun akan melupakan kita….naudzubillah…
Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".
 berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"
Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".

Merindukan ALLOH


Ketika malam telah larut,
alam fikiranku melayang mengembara ke arah kegelapan malam,
fikiranku menerawang ke sebuah kuburan yang kaku,
gundukan tanah merah yang dingin,
perut bumi yang menjadi kediamanku kelak,
di dalamnya tak lain cacing dan serangga pemakan bangkai,
tubuhku yang tak mampu menepis binatang yang menggerogotiku
dan menjadikan tubuhku sarang dan tempat bertelur,

alangkah tak berdayanya tubuh ini,
sahabatku meninggalkanku, anak istriku meninggalkanku,
orang tuaku meninggalkanku, semua orang yang kukenal melupakanku,
mereka tak mau ikut mati bersamaku,
mereka tak mau tahu lagi apa yang menimpaku di kuburku,
mereka tak mau walau hanya menepiskan cacing yang menggerogoti tubuhku,
mereka tak perduli lagi tubuhku membusuk sedikit demi sedikit,
hingga tubuhku hancur dan berbau,
hingga tubuhku menjadi tulang,
lalu habis musnah menjadi tanah,

ke mana aku akan pergi?
ruhku akan melayang memenuhi panggilan Penciptaku.


Wahai Allah, tak ada selain Mu,

Engkaulah yang akan menepiskan semua serangga yang mendekati tubuhku,
akan Kau jaga tubuhku yang masuk dalam perut Bumi,
Engkau mendengar jeritan hatiku yang merindukan Mu,
maka dengarlah Wahai yang menciptakan harapan,
wahai yang menciptakan segala kerinduan,
wahai yang menciptakan keinginan untuk mengadu

kulontarkan kalimat yang kini hampir memecahkan kalbuku,
aku tak mempunyai selain Mu
untuk mengadu, untuk menolong, untuk memberi,
untuk diharapkan, untuk bergerak, untuk bernafas,
untuk berucap, untuk bersuara, untuk mendengar,
untuk melihat, untuk melangkah, untuk bergerak,
untuk berfikir, untuk makan, untuk minum,
untuk tersenyum, untuk bergembira,
untuk segala galanya, selain Mu

semua yang kumiliki, dan yang tak kumilki adalah milik Mu,
tubuhku milik Mu, makananku milik Mu, semua yang kulihat milik Mu,
semua yang kudengar Milik Mu, semua yang kuuucapkan milik Mu,
semua langkahku milik Mu, setiap nafasku milik Mu,
setiap detak jantungku milik Mu, perasaanku milik Mu,
kerinduanku milik Mu, harapanku milik Mu,
kesedihanku milik Mu, kegembiraanku milik Mu,

alangkah indahnya wahai Rabb, Karena Engkau memilikiku,
Engkau menggenggam diriku, Engkau mengaturku,
Engkau menjagaku, Engkau melindungiku,
Engkau mengayomiku, Engkau melimpahkan kelembutan Mu padaku,
aku merindukan Mu wahai Allah,
Engkau memanggilku agar aku dekat kepada Mu wahai Allah..


Wahai yang menciptakan cinta kasih di seluruh kalbu hamba Nya,
Engkau menghendaki aku mencintai Mu wahai Allah..
wahai yang menciptakan lidah saling menyebut nama nama hamba Nya,
Engkau menghendaki aku menyebut nama Mu wahai Allah..

wahai yang menciptakan segala yang indah,
keindahan yang terlihat dan yang tak terlihat,
keindahan yang terdengar dan tak terdengar,
keindahan yang terucapkan dan tak terucapkan,
keindahan yang terasa dan tak dapat dirasa,
keindahan yang diketahui dan yang tak diketahui,
keindahan yang tersaksikan dan yang tersembunyi,

semua keindahan itu berasal dari keindahan Mu wahai Allah,
maka betapa indahnya Engkau .. betapa lembutnya Engkau..


Maka Wahai Pencipta Keindahan, Wahai Pencipta Kelembutan,
Wahai Pencipta Kasih sayang,

sebagaimana Engkau perlihatkan keindahan yang ada pada makhluk Mu,
sebagaimana Engkau perlihatkan kelembutan yang ada pada makhluk Mu,
sebagaimana Engkau perlihatkan kasih sayang yang ada pada makhluk Mu,
maka perlihatkan padaku Keindahan Mu wahai Allah,

perlihatkan kelembutan Mu wahai Allah..
perlihatkan kasih sayang Mu wahai Allah,

walau hanya berupa harapan, walau hanya berupa sangkaan,
walau hanya berupa khayalan, walau hanya berupa kerinduan,
walau hanya berupa keinginan, walau hanya berupa airmata,
walau hanya berupa pemberian, walau hanya berupa lamunan,
walau hanya berupa kemudahan, walau hanya berupa pertolongan,

asalkan aku mengetahui bahwa itu datang dari kelembutan Mu,
datang dari kasih sayang Mu, datang dari keindahan Mu,

alangkah kecewa hamba yang hanya memiliki harapan,
hamba yang hanya memiliki khayalan,
hamba yang hanya memiliki lamunan,
hamba yang hanya memiliki kerinduan,
hamba yang hanya ingin dekat,
hamba yang hanya mendambakan kelembutan,
hamba yang hanya mendambakan ayoman,
hamba yang hanya mendambakan kasih sayang,

sedangkan modal semua harapanku hanyalah airmata,

apakah ia harus dikecewakan oleh yang Maha tak mengecewakan,

alangkah hancur perasaannya kalau kerinduannya
ditolak oleh yang Maha tak menolak kerinduan,

alangkah berkeping kepingnya kecintaannya,
bila keinginannya untuk dekat tertolak oleh
yang Maha tak menolak hamba Nya yang ingin dekat,

itu semua tak ada pada dzat Mu,
itu semua tak ada dalam sifat Mu,
itu semua tak ada pada perbuatan Mu,

apalagi yang membuatku tertolak
sedangkan Engkau yang Maha menerima,
apalagi yang membuatku tersingkir
sedangkan Engkau yang Maha merangkul,
apalagi yang membuatku terjauhkan,
sedangkan Engkaulah yang maha mendekatkan,

salahkah aku merindukan Mu,
sedangkan Engkaulah
yang menciptakan kerinduanku pada Mu,

salahkah aku menginginkan dekat pada Mu,
sedangkan Engkaulah
yang menciptakan keinginanku untuk dekat kepada Mu,

salahkah aku merasa tenggelam dalam samudra Kelembutan Mu,
sedangkan Engkaulah yang menciptakan perasaan itu dihatiku.


Wahai Allah.. wahai yang menamakan diri Nya Allah,
wahai yang menginginkan nama Nya dipanggil Allah,

wahai yang menginginkan lidahku
memanggil Dzat Nya dengan panggilan Allah,

wahai yang menginginkan aku mengharapkan Nya
dengan mengingat nama Allah,

wahai yang menciptakan lidahku
bergetar menyebut Nama Allah,

wahai yang memberikan kemampuan
pada jemariku menuliskan nama Allah..

maka dengan kemauan Mu kusebut namamu Allah..
dengan keinginan Mu kurindukan Engkau Allah..
dengan keinginan Mu aku ingin dekat kepada Mu wahai Allah,

salahkah aku berkeinginan,
salahkah aku merindukan,
salahkah aku ingin dekat,
sedangkan semua getaran kalbuku itu,
adalah keinginan Mu wahai Allah?

maka sebagaimana Kau jadikan
cacing merangkak tanpa tangan dan kaki,
maka jadikan aku merangkak kepadamu tanpa hambatan,

sebagaimana Kau jadikan
anjing najis bertasbih mensucikan Mu,
maka jadikan aku pendosa hina yang mendambakanmu,

sebagaimana kaujadikan
air mengalir menjadi beku,
maka jadikan harapanku
mengalir kearah Mu, dan membeku dipintu Mu,

sebagaimana Kau jadikan
gunung batu menjadi debu,
maka jadikan seluruh kesalahanku
menjadi debu di hadapan Keagungan Mu,

sebagaimana Kau jadikan
bumi perkasa terinjak injak,
maka jadikan hawa nafsuku terinjak injak
kerinduanku kepada Mu,

sebagaimana Kau jadikan
Raja berwibawa terkalahkan dan terhinakan,
maka jadikan kesombonganku
terhinakan oleh kewibawaan Mu,

sebagaimana kau jadikan
sesuatu yang bergerak menjadi diam,
maka jadikan tubuhku yang bergerak
berubah diam dari segala yang tak Kau ridhai,

sebagaimana kau jadikan
semua yang ada menjadi fana,
maka jadikanlah gunung dosa ini
fana dalam kelembutan Mu,

sebagaimana kau jadikan
yang tak mungkin menjadi kepastian,
maka jadikan semua
ketidakmungkinanku untuk dekat
menjadi janji kepastian.